Posts Tagged ‘ tugas pramuka penggalang ’

pramuka penggalang

A. PENGERTIAN
Penggalang adalah sebuah
tingkatan dalam pramuka setelah
siaga. Biasanya anggota
pramuka tingkat penggalang
berusia dari 11-15 tahun.

B. Tingkatan dalam
Penggalang

Berdasarkan pencapaian Syarat-
syarat Kecakapan Umum
Pramuka Penggalang dapat
digolongkan dalam beberapa
tingkatan, yaitu:
1. Penggalang Ramu
2. Penggalang Rakit
3. Penggalang Terap
4. Penggalang Garuda

Tingkatan Penggalang juga
memiliki Syarat-syarat Kecakapan
Umum (SKU) dan Syarat-syarat
Kecakapan Khusus (SKK) yang
harus dipenuhi untuk
mendapatkan kenaikan tingkat
atau Tanda Kecakapan Umum
(TKU) dan pendapatkan Tanda
Kecapakan Khusus (TKK).

B. Sistem Berkelompok
Setiap anggota Pramuka
Penggalang dikelompokkan
dalam satuan-satuan kecil yang
disebut regu. Setiap regu terdiri
atas 6 – 10 orang Penggalang.
-Regu dipimpin oleh seorang
Pimpinan Regu (PINRU) yang
bertanggung jawab penuh atas
regunya tersebut. Regu dalam
penggalang mempunyai nama-
nama untuk mengidentifikasi
regu tersebut. Nama Regu Putra
diambil dari nama binatang,
misalnya harimau, kobra, elang,
kalajengking, dan sebagainya.
Sedangkan nama regu putri
diambil dari nama tumbuhan,
semisal anggrek, anyelir, mawar,
melati.
-Setiap empat regu dihimpun
dalam sebuah Pasukan yang
dipimpin oleh seorang Pemimpin
Regu Utama ( Pratama). Pratama
adalah salah satu Pimpinan Regu
dalam Pasukan tersebut.

C. Satuan Terpisah
Pelaksanaan kegiatan
kepramukaan dilaksanakan
dengan Sistem Terpisah untuk
satuan putra dan satuan putri.
Dimana Pramuka Penggalang
putra dikelompokkan dengan
Pramuka Penggalang Putra
lainnya dan dipisahkan dari
satuan Pramuka Penggalang
putri. Satuan ini dibina oleh
Pembina dan Pembantu Pembina
putra juga. Demikian sebaliknya
untuk satuan Penggalang Putri.

D. Kode Kehormatan
Kode kehormatan untuk
Pramuka penggalang terdiri atas
Janji (Satya) Penggalang yaitu
Trisatya. Janji Pramuka
Penggalang (Trisatya) berbeda
dengan Siaga dan Penegak/
Pandega. Dan Kode Moral
(Dharma) Penggalang yang
disebut Dasa Dharma. Dasa
Dharma untuk Penggalang
berbeda dengan Siaga dan
Penegak/Pandega.
Berikut isi Trisatya Penggalang:

TRISATYA Demi kehormatanku,
aku berjanji akan bersungguh
sungguh:
1. Menjalankan kewajibanku
kepada Tuhan Yang Maha
Esa, Negara Kesatuan
Republik Indonesia dan
Mengamalkan Pancasila
2. Menolong sesama hidup
dan mempersiapkan diri
membangun masyarakat
3. Menepati Dasa Dharma
Berikut isi Dasa Dharma
Penggalang:

DASA DHARMA
1. Taqwa kepada Tuhan Yang
Maha Esa
2. Cinta alam dan kasih sayang
kepada manusia
3. Patriot yang sopan dan
ksatria
4. Patuh dan suka
bermusyawarah
5. Rela menolong dan tabah
6. Rajin, trampil dan gembira
7. Hemat cermat dan
bersahaja
8. Disiplin, berani dan setia
9. Bertanggung jawab dan
dapat dipercaya
10. Suci dalam pikiran,
perkataan dan perbuatan.

D. Kegiatan Pramuka
Penggalang
Kegiatan dalam tingkatan
penggalang antara lain:
-Jambore
Lomba Tingkat, adalah
pertemuan regu-regu
Pramuka Penggalang dalam
bentuk lomba kegiatan
kepramukaan.
– Lomba tingkat
dilaksanakan secara
berjenjang dimulai dari
tingkat gugusdepan (LT-I),
ranting (LT-II), cabang (LT-III),
daerah (LT-IV), nasional (LT-V).
-Gladian Pimpinan Regu
( Dianpinru), adalah pertemuan
Pramuka Penggalang bagi
Pemimpin Regu Utama
(Pratama), Pemimpin Regu
(Pinru) dan Wakil Pemimpin
Regu (Wapinru) Penggalang,
yang bertujuan memberikan
pengetahuan dan pengalaman
di bidang manajerial dan
kepemimpinan.
-Dianpinru
diselenggarakan oleh
gugusdepan, kwartir ranting
atau kwartir cabang. Kwartir
Daerah dan Kwartir Nasional
dapat menyelenggarakan
Dianpinru apabila dipandang
perlu.
-Penjelajahan (Wide Game),
adalah pertemuan Pramuka
Penggalang dalam bentuk
mencari jejak (orienteenering)
dengan menggunakan tanda-
tanda jejak, membuat peta,
mencatat berbagai situasi dan
dibagi dalam pos-pos. Setiap
pos berisi kegiatan
keterampilan kepramukaan
seperti morse/semaphore,
sandi, tali temali dan
sejenisnya.
Dalam membuat peta, pramuka
penggalang memiliki teknik
tersendiri seperti peta pita dan
peta lapangan. Peta pita dibuat
oleh dua atau tiga orang yang
biasanya mencatat posisi atau
titik dari kompas bidik, kemudian
orang yang lain akan mencatat
kondisi sekitar dalam sebuah
meja jalan.